Pages

Monday, January 19, 2009

Antonim

Sabtu kemarin adalah tugasqu untuk menjemput Hafiz keponakanqu yang berusia 5tahun sekolah di TK PAUD Jeruk. Sengaja aq datang agak awal karena ingin melihat bagaimana belajar Hafiz kalau di dalam kelas. Apakah sama seperti di rumah, yang harus di rayu-rayu untuk mau mengerjakan PR, menulis atau membaca.


Setelah sampai di sekolah aq langsung menuju kelasnya dan mengintip dari jendela kelas. Ibu Nini Ibu Guru Hafis sedang menerangkan di depan kelas dan aq pun mengikuti proses belajar mengajar itu dari luar.


“Anak-anak hari ini kita akan belajar Antonim yaitu lawan kata. Contohnya: kuat lawannya lemah. Laki-laki lawannya perempuan… Mengerti semua anak-anak?” Tanya Bu Nini


“Ngerti Bu….” Jawab semua anak yang ada di dalam kelas termasuk Hafiz.


Hhhm..tumben Hafiz bisa duduk tenang selama itu ketika belajar. Batinqu, biasanyakan dia banyak bergerak, semua gerakan yang tidak perlu ketika belajar di kerjakan. Entah tiu meu memperbaiki meja belajar yang terbuat dari kayu dan bergambar pahlawan bertopeng yang memang sudah agak miring sebelah, bertanya-tanya semua kegiatanqu, dll.


“Bagus, sekarang kita praktekkan, kalau Ibu sebutkan kata kalian jawab lawan katanya ya…”

“Iya Bu……” Jawab anak-anak semangat

“Siang?” Tanya Bu Nini

“Malam” Jawab anak-anak

“Panjang”

“Pendek”


Wah..cedas juga nih anak-anak bisa langsung mengerti pujiqu dalam hati.


“Menang”

“Berjaya..!!” Jawab seorang anak perempuan yang mengenakan bando berwarna pink. Lantang dan pasti.

“Salah” Kata Bu Nini

“Benar” Jawab anak laki-laki yang dudk paling depan dan berambut keriting dan berkulit hitam

“Bukan itu” Bu Nini sedah agak tinggi suaranya.

“Iya ini!!” Jawab anak laki-laki yang duduk di sebelah si keriting dan hitam.

“Mati aq…” Kata Bu Nini bergumam dan menghela nafas panjang sambil mengurut dada. Kesabarannya sedang di uji.

“Hidup kamu!!!” Jawab si keriting dan hitam itu lagi sambil mengacungkan tangan ke atas.


Gubraaak!!! Langsung aq tertawa ngakak melihat kejadian itu. Ga perduli dengan pandangan heran anak-anak yang di dalam kelas ke arah tempat dimana aq berdiri. Inilah yang selalu aq rindukan setiap kali rasa jenuh dengan pekerjaan di kantor dengan dunia aka-anak.

Ingat dulu waktu aq mengajar di tamankana-kanak islam di dekat rumahqu sebelum aq memutuskan bekerja sebagai karyawan. Masuk kedalam dunia anak-anak bisa membuatqu kembali menjadi anak-anak.


Aq rindu akan panggilan Ibu Dai dari mulut-mulut yang mungil itu. Suatu saat aq akan segera kembali…..

0 comments:

Post a Comment