Pages

Thursday, April 30, 2009

Aq bukan Satria.

“Bagaimana rasanya melewati malam tanpa sebuah kenangan untuk di ingat?”

Stasiun kereta pukul 16.40. Sinar matahari sore yang hangat tidak bisa menghangatkan kedua telapak tanganqu yang dingin dan telah basah oleh keringat akibat dari kekhawatiran yang ada di dalam otakqu. 2 buah tiket sekali jalan seudah hampir hancur menjadi bubur dalam genggaman tangan basahqu.

“Aq tidak mungkin meninggalkan dia dan lagi dia ketika aq melihat wajah-wajah mungil tanpa dosa itu, aq tidak sanggup”

Aq memejamkan mataini dia pasti ini.

“ Seperti yang sudah pernahqu sampaikan cepat atau lambat semua ini akan terjadi.”

Tolong hentikan

“ Maafkan aq”

Telepon itu di tutupn dengan hati-hati. Tak ada lagi suara di ujung sana.

_

Sungguh beruntung aq mengenal dia, tak ada kebahagiaan lain selain memiliki pendamping hidup yang bertipe serius, pendiam dan sangat dewasa. Ia begitu peduli padaqu, tak pernah menanyakan masa laluqu yang pernah terluka oleh cinta pertama. Yang pasti saat ini aq bahagia bersama dia di sisiqu.

_

Mulanya aq lupa mematikan kran air di bak kamar mandi yang hampir 4 jam, hingga kamar mandi dan lantai dapur penuh dengan genangan air, tapi dia hanya menyentuhqu hidungqu berpesan untuk lain kali lebih berhati-hati. Kemudian seminggu yang lalu suamiqu pulang dengan membawa 2 kotak bekal makan siang yang telah qu buat seistimewa mungkin, yang ternyata keduanya berisi nasi. Kemudian melupakan hari ulangtahun pertama perkawinan kita, kemudian kepalaqu yang akhir-akhir ini sering berdengung. Kemudian..kemudian..

_

“Bagaimana hasilnya?” tanyamu cemas.

“Entahlah, dokter hanya bertanya padaqu mengenai hal-hal yang tidak terlalu penting. Mulai dari berapa usia ayah qu, tanggal bulan tahun hari ini, siapa presiden kita sekarang. Dab aq si suruhnya berhitung sampai 100. Tapi entah mengapa aq tidak bisa untuk mengingatnya, akhir-akhir ini aq sulit menguasai angka-angka dan tentang presiden, aq tak pernah tahu. Dokter menyarankan agar aq kembali lagi 1 minggu.”

“Hhhm...beristirahatlah, mungkin kamu terlalu lelah, jangan terlalu memaksakan dirijika kamu merasa tidak enak badan.”

Sungguh aq sangan mencintai dan menyayangi laki-laki ini di balik sifat diamnya, begitu bajyak kedamaian aq temukan.

_

“Aq menyuruhmu untuk kembali lagi 1 minggu, tapi ini sudah lewat dari 2 minggu.” Kata dokter ahli syaraf itu.

“Maaf aq lupa” hanya itu jawabqu.

“Jadi bagaimana hasilnya? Apa penyakitqu?”

“Berat untuk mengatakan ini padamu. merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer bukannya sejenis penyakit berjangkit. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot dengan teruknya sehinggakan pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri. Penyakit Alzheimer bukannya `nyanyuk' yang sekadar satu proses penuaan. Sebaliknya, ia adalah sejenis masalah kesihatan yang amat menyeksakan dan perlu diberikan perhatian.”Jelas dokter

“Eh? Apa maksud semua ini dok, aq tidak mengerti.” Tanyaqu

“Kamu menderita penyakit Alzheimer.”

“Al..alzheimer?bagaimana mungkin. Aq kan masih 27 tahun. Itu tidak mungkin terjadi, mungkin semua hasil test itu keliru, bukan aq, tapi orang lain.” Jawabqu tak percaya.

“Memang belum ada data yang pasti mengenai penyakit yang biasanya menyerang seeorang di usia diatas 65 tahun ini. Sampai sekarang pun belum di temukan obatnya. Maaf”.

Berbagai macam hal langsung memenuhi otak qu. Bagaimana rasanya melewati malam tanpa sebuah kenangan untuk diingat?. Satu-satu kenagan yang begitu ingin aq lupakan adalah laki-laki yang pernah aq cintai sekaligus menyakitiqu. Tapi melupakan laki-laki yang telah berada di sisiqu, melupakan saat kita pertama kali berremu. Ketika hujan turun tak jauh dati stasiun kereta api, di box telepon umum berwarna biru. Ketika dia berlari untuk berteduh di dalamnyadan mendapatiqu sedang menagis dengan derasnya seperti hujan pada waktu itu. Sungguh aq sangant takut.

_

Memandangimu adalah suatu hal yang tak pernah membosankan. Dengan segenap rasio dan akal, aq mencintai perempuan di sampingqu ini. Perempuan yang pertama kali qu kenal sewaktu menangis dengan hebatnya karena telah di campakkan oleh seorang laki-laki brengsek cinta pertama nya.tepat di sisiqu ia sedang menggunting foto-foto dari album kenangan dan perkawinan kami, membuat catatan-catatan kecil di bawahnya. Kini seisi rumah kami penuh dengan foto dan catatan dia untuk mencoba mengingat kembali hampir semua kenangan dari dalam otak nya yang telah hilang. Namaqu, nama dia, tanggal lahir kami, kapan dan dimana kami pertama kali bertemu dan lain-lain. Di pintu lemari es, cermin westafel, lampu hias.

Tiba-tiba dia berdiri seperti teringat akan sesuatu. Ia berjalan menuju dapur melihat sekeliling, membuka pintu lemari es di tutupnya lagi. Kemudian berjalan lagi ke kamar tidurbeberapa detik kemudian keluar lagi dan melihatqu duduk di sofa, tempat kami tadi duduk.

“Kemana saja kamu? Tidakkah kamu tahu aq sedang mencarimu. Jangan tinggalkan aq sendiri.” Katanya sambil duduk kembali di sofa tepat di sisiqu.

“Aq tidak akan pernah meninggalkanmu, karena aq mencintaimu.” Jawabqu

“Aq juga mencintaimu satria.” Ucapnya

Oh..Tuhan, dapatkah kau mengajariqu bagaimana menyeimbagkan logika dan perasaan ini. Dia bilang mencintaiqu, tapi baru saja dia bilang bahwa ia mencintai mantan kekasih yang telah meninggalkan sebuah luka di ruang kecil hatinya. Aq bukan satria batin qu berteriak.

Friday, April 17, 2009

Milad

Bismillahirohmanirohim.

Semoga Allah selalu menjagamu dari segala macam kejahatan yang tampak dan yang tersembunyi.

Menghilangkan kesulitan-kesulitanmu. Dan Melancarkan rizqimu seperti hujan yang deras pada siang dan malam hari.

Selamat hari kelahiran untuk partner dan sahabat baik qu. Fifit Fitria.