Pages

Thursday, June 3, 2010

Di malan setelah hujan

“Aku tahu kamu egois” kata laki-laki itu

“Dalam hati mu yang paling dalam masih tersimpan keinginan untuk bertemu dengan nya dan kau hidup dalam dunia mu”.

“Aku ada di dirimu, tapi harus berbagi ruang dengan yang lain” Lanjutnya

Gadis di sampingnya hanya terdiam. Menatap jalan yang rusak kendaraan besar berjalan hilir mudik menuju pelabuhan kemudian tergenang oleh sisa air hujan. .

Gadis masih menatap genangan air untuk memastikan supaya rintik air yang turun dari langit terlihat jelas. Bukan rintik air yang akan segera turun di mata nya

“Aku tak pernah melarang semua keinginan mu. Silahkan”

“Tapi kau harus tahu, bahwa dalam mengambil setiap keputusan kau harus melihat orang yang di sekitar mu yang mungkin akan tersakiti” Lanjut laki-laki itu

Gadis mulai gemetar, masih menatap jalan di hadapan nya, sambil terus berdoa, berharap.

“ Mengapa hujan tidak kembali”. Batinnya berkata

Secara refleks gadis menghapus titik air yang jatuh di sudut mata

“ Apa kau tahu alasan sebenarnya mengapa aku tak ingin bertemu dengan semua mantan kekasih ku?” Tanyanya

“Karena aku tak ingin, seseorang yang saat itu dekat dengan ku merasa tersakiti karena pertemuan itu dan segla kemungkinan setelahnya.” Jawab laki-laki itu atas pertanyaan yang sebetulnya tidak membutuhkan jawaban sang gadis

Oh… Hujan…

Turunlah

Batin gadis itu berteriak

Tiba-tiba laki-laki itu menyentuh sudut matanya dan menyadari apa yang sedang terjadi dengan si gadis

“Kau tau teman ku pernah bercerita bahwa senjata wanita itu ada dua. Yaitu: tubuh nya dan menanggis. Sebagai sesama lelaki aku setuju dengan pendapat dia”

“Maaf, jika kata-kata ku tadi membuat mu tersakiti atau mungkin ada yang salah, itu hanya fikiran ku saja. Katakan dan jelaskan jika ternyata pemikiranku itu salah”

“Seperti katamu. Kau Egois dan aku Idealis”

Gadis di samping nya beranjak.

Itulah alasan lain mengapa aku suka hujan

Karena

Ketika turun hujan

Tak seorangpun tahu bahwa saat itu aku sedang menaggis.

Batin gadis itu berkata sendu

Sambil terus menadahkan wajah ke langit menahan agar tidak turun air lagi di sudut mata nya dan berteriak dalam hati

“AKU MEMANG BRENGSEK”

“WANITA BEJAT”

Laki-laki itu menatap dari jauh. Gadis kemudian menunduk, menarik nafas, kemudian menghembuskan kembali. Kemudian menoleh ke arah laki-laki itu.

“Maaf" kata gadis

Ku simpan semuanya sendiri. Semuanya…

2 comments:

krisdeline said...

wah, kisahnya menyentuh sekali, mas. bagus-bagus tulisannya, mas.

salam kenal.

hesra said...

finnn....
lama sekali nggak kesini, kangen :)

love,
hesra

Post a Comment